Hari ini, 21 Oktober 2025, kita rayakan Hari Santri Nasional. Hari untuk mengenang para ulama dan santri yang bukan hanya berjuang dengan senjata, tapi juga dengan ilmu, adab, dan ketulusan.
Namun di tengah kebanggaan itu, kita juga tak bisa menutup mata terhadap kenyataan yang menyedihkan. Beberapa waktu terakhir, berita tentang pesantren kembali ramai dibicarakan.
Ada pengasuh pesantren yang terlibat kasus pelecehan. Ada santri yang menjadi korban perundungan hingga koma. Dan tayangan televisi yang menggiring opini seolah pesantren adalah tempat yang gelap dan keras.
Itu menyakitkan, tapi juga menjadi panggilan bagi kita semua untuk berbenah dari dalam. Pesantren bukan lembaga yang salah.
Ia adalah lembaga peradaban —yang melahirkan manusia berakhlak, bukan sekadar pintar. Kita hanya perlu kembali ke ruh aslinya: mengasuh dengan hati. Mengasuh bukan sekadar mengawasi, tapi membersamai santri, mendengar curhat mereka, hadir di setiap kegiatan mereka, dan menumbuhkan rasa aman, bukan takut.
Setiap kasus kekerasan dan perundungan bukan hanya mencoreng nama baik pesantren, tapi juga melukai masa depan anak yang seharusnya tumbuh dengan kasih.
Karena itu, pesantren perlu menata ulang sistem pengasuhan. Bukan sekadar soal disiplin, tapi soal pendampingan jiwa. Dan kabar baiknya, banyak pesantren sudah mulai bergerak.
Melalui Sekolah Musyrif dan Sekolah Mudir, para pengasuh dan pimpinan belajar menjadi pendidik yang peka, profesional, dan beradab.
Hari Santri bukan hanya untuk mengenang sejarah, tapi untuk menulis sejarah baru. Tentang pesantren yang lebih manusiawi, lebih hangat, dan lebih siap menghadapi zaman. Karena santri hari ini bukan hanya calon kiai, tapi calon pemimpin bangsa.
Dan pesantren bukan sekadar tempat ngaji, tapi tempat menanamkan nilai, akhlak, dan cinta pada ilmu. Mari bergerak bersama. Ikuti Sekolah Musyrif dan Sekolah Mudir, atau lengkapi perjalanan Membersamai kita dengan Buku Trilogi Kepengasuhan Musyrif Teladan. Karena memperbaiki pesantren bukan tugas orang lain. Itu tugas kita — penjaga adab dan masa depan santri.
Selamat Hari Santri Nasional 2025.
“Mengawal Indonesia Merdeka, Menuju Peradaban Dunia”